Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jubah tradisional Kaisar dan Permaisuri rakyat Hua, menurut masyarakat Shaanxi.
Cina (Hanzi sederhana: 中国; Hanzi tradisional: 中國; Hanyu Pinyin: Zhōngguó; Tongyong Pinyin: Jhongguó; Wade-Giles: Chung1kuo², bahasa Hokkien: Tiong-kok) adalah nama dari daerah budaya, dan pemukiman turun temurun dari budaya kuno sejak dahulu kala hingga kini, dan merupakan negara di Asia Timur. Peradaban Cina adalah merupakan salah satu peradaban tertua di dunia, yang terdiri dari sejarah dan budaya beberapa negara yang ada sejak 6 milenia yang lalu.
Pada perang saudara terakhir di Cina, perang ini berakhir dengan jalan buntu dan mengakibatkan adanya dua negara yang memiliki dua nama Cina yaitu Republik Rakyat Cina (PRC, bahasa Inggris: People's Republic of China; Hanzi sederhana: 中华人民共和国; Hanzi tradisional: 中華人民共和國) - yang lebih umum dikenal sebagai “Cina” dan pemerintahnya berkuasa atas Cina daratan, Hong Kong, serta Makau; yang kedua adalah Republik Cina (ROC, bahasa Inggris: Republic of China; Hanzi sederhana: 中华民国; Hanzi tradisional: 中華民國) - yang lebih umum dikenal sebagai “Taiwan”, dan pemerintahnya berkuasa atas Pulau Taiwan dan pulau-pulau disekelilingnya. Namun banyak negara lainnya berpendapat bahwa secara resmi daerah yang diperintah oleh Taiwan merupakan bagian dari Republik Rakyat Cina.
Cina merupakan peradaban tertua di dunia yang masih ada hingga kini. Cina memiliki sistem penulisan yang konsisten sejak dahulu dan masih digunakan hingga kini. Banyak penemuan-penemuan penting bersumber dari peradaban Cina kuno, seperti kertas, kompas, serbuk mesiu, dan materi-materi cetak.
Etimologi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Nama Zhong Guo dan Penggunaan istilah Cina, China dan Tiongkok
Dokumen tertua yang mencatat istilah "cina" di Nusantara adalah inskripsi (tulisan) pada lempeng tembaga Bungur A berangka tahun 860 M. Prasasti ini menyebut tentang juru cina[1] sebagai orang yang bertugas mengurus pedagang/pemukim dari Cina. Dapat diduga, istilah ini dipinjam dari kata bahasa Sanskerta, Cīna (चीन), yang sudah dipakai untuk daerah Tiongkok paling tidak sejak 150 M.[2] Teori Martin Martini menyebutkan bahwa nama Sanskerta ini mengambil dari dinasti Qin (秦, dibaca seperti tchin, IPA: tɕʰǐn) yang berkuasa (221 – 206 BC) atau dari nama salah satu kerajaan Cina di era dinasti Zhou bernama sama.[3].
Orang Tionghoa sendiri lebih suka menggunakan istilah Tangren atau Tenglang untuk menyebut warga yang menghuni negeri Tiongkok.
Nama modern "Zhongguo" pertama kali digunakan dalam Kitab Hikayat (Abad 6 SM), dan digunakan untuk menamakan salah satu Dinasti Zhou yang telah silam, Zhongguo (中國 atau 中国) dalam bahasa Tionghoa. Karakter zhōng (中) berarti "tengah" atau "pusat", sementara guó (国 atau 國) berarti "kerajaan" atau "negara". Dalam penggunaan umum bahasa Inggris, para ekspatriat menerjemahkannya sebagai "Kerajaan Tengah", tapi kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "Kerajaan Pusat".[4]. Penamaan ini terkait dengan artinya dimana mereka percaya bahwa mereka adalah "pusat dari peradaban" [5], sementara orang-orang lainnya dalam empat daerah yang berbeda dinamakan Yi Timur, Man Selatan, Rong Barat dan Di Timur sesuai daerahnya. Namun ada beberapa catatan lain yang menyatakan bahwa "Zhongguo" aslinya ditujukan untuk ibukota dari kerajaan, sebagai pembeda dari kota-kota lainnya yang "dilindungi" oleh kerajaan [6] Penggunaan "Zhongguo" juga merupakan pengesahan secara politik dimana "Zhongguo" sering digunakan oleh negara-negara bagian yang melihat dirinya sebagai penerus sah satu-satunya dari dinasti sebelumnya; sebagai contoh dalam era Dinasi Song Barat, baik Dinasti Jin dan Dinasi Song Barat mengaku sebagai "Zhongguo".[7].
Zhongguo—"中国" resmi digunakan sebagai singkatan untuk Zhonghua Renmin Gongheguo—"中华人民共和国" (Republik Rakyat Cina) setelah didirikannya pemerintahan komunis di tahun 1949.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.